(ISENG) IKATAN SCOOTER NGAWI

''THE MOST ONE SCOOTER PEOPLE NGAWI''

Deskripsi Biografi ISENG...

Wooooyooooooo......one for all-all for one

ISENG atau yang di kenal dengan Ikatan Scooter Ngawi JATIM berdiri sejak pertengahan Tahun 2000,waktu itu saya masih berumur 15 tahun dan masih duduk d bangku sekolah menengah pertama. Dari hobi iseng berkumpul dengan teman-teman...sebut saja pak pongge,wawan,yudi,saya.
pak W 2 C anak-anak iseng pasti dah tau W2C (karang asri kuta rock city).haha!!!....sejak itu pulalah iseng terbentuk...dengan club pertama bernama ZON (zcooter Oganization Ngawi),selang beberapa bulan kemudian berubah nama menjadi ISENG (Ikatan Scooter Ngawi).anggota pun mulai bertambah sekitar 30an orang pada waktu itu,hingga sekarang telah mempunyai anggota lebih dari 100 orang,di mana terdapat 3 Chapter-chapter baru..yaitu west walikukun Chapter,east karang jati / kedungprau Chapter....dan base camp karang asri kuta rock city W2C racing team yang empunya pak Wahono.

sekilas para fighter2 bertarung....

#JAVA RENDESVOUS 2 ANCOL ( jkt)







#Java Rendesvous 3 Magelang

seekor ayam=3liter bensin

berkumpul rapatkan barisan

kalian pasti tak asing lagi dengan yang 1 ini....sang fighter east chapter ngawi

vespa ku super 78 foto pada saat tahun 2000

ketua ISENG iwan kancil dan yudi mekanik

vespa ku congo 62



vespa 91ku



Makna Tato bagi Masyarakat Dayak


JANGAN kaget jika masuk ke perkampungan masyarakat Dayak dan berjumpa dengan orang-orang tua yang dihiasi berbagai macam tato indah di beberapa bagian tubuhnya. Tato yang menghiasi tubuh mereka itu bukan sekadar hiasan, apalagi supaya dianggap jagoan. Tetapi, tato bagi masyarakat Dayak memiliki makna yang sangat mendalam.

TATO bagi sebagian masyarakat etnis Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, status sosial seseorang dalam masyarakat, serta bisa pula sebagai bentuk penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang. Karena itu, tato tidak bisa dibuat sembarangan.

Ada aturan-aturan tertentu dalam pembuatan tato atau parung, baik pilihan gambarnya, struktur sosial orang yang ditato maupun penempatan tatonya. Meski demikian, secara religi tato memiliki makna sama dalam masyarakat Dayak, yakni sebagai "obor" dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian.

Karena itu, semakin banyak tato, "obor" akan semakin terang dan jalan menuju alam keabadian semakin lapang. Meski demikian, tetap saja pembuatan tato tidak bisa dibuat sebanyak-banyaknya secara sembarangan, karena harus mematuhi aturan-aturan adat.

"Setiap sub-suku Dayak memiliki aturan yang berbeda dalam pembuatan tato. Bahkan ada pula sub-suku Dayak yang tidak mengenal tradisi tato," ungkap Mering Ngo, warga suku Dayak yang juga antropolog lulusan Universitas Indonesia.

Bagi suku Dayak yang bermukim di perbatasan Kalimantan dan Sarawak Malaysia, misalnya, tato di sekitar jari tangan menunjukkan orang tersebut suku yang suka menolong seperti ahli pengobatan. Semakin banyak tato di tangannya, menunjukkan orang itu semakin banyak menolong dan semakin ahli dalam pengobatan.

Bagi masyarakat Dayak Kenyah dan Dayak Kayan di Kalimantan Timur, banyaknya tato menggambarkan orang tersebut sudah sering mengembara. Karena setiap kampung memiliki motif tato yang berbeda, banyaknya tato menandakan pemiliknya sudah mengunjungi banyak kampung.

Jangan bayangkan kampung tersebut hanya berjarak beberapa kilometer. Di Kalimantan, jarak antarkampung bisa ratusan bahkan ribuan kilometer, dan harus ditempuh menggunakan perahu menyusuri sungai lebih dari satu bulan!

Bisa pula tato diberikan kepada para bangsawan. Di kalangan masyarakat Dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan (paren) adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.

Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunannya ditato dengan motif "dunia atas" atau sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan detail dibandingkan tato untuk golongan menengah (panyen).

Bagi subsuku lainnya, pemberian tato dikaitkan dengan tradisi mengayau atau memenggal kepala musuh dalam suatu peperangan. Tradisi ini sudah puluhan tahun tidak dilakukan lagi, namun dulunya semakin banyak mengayau, motif tatonya pun semakin khas dan istimewa.

Tato untuk sang pemberani di medan perang ini, biasanya ditempatkan di pundak kanan. Namun pada subsuku lainnya, ditempatkan di lengan kiri jika keberaniannya "biasa", dan di lengan kanan jika keberanian dan keperkasaannya di medan pertempuran sangat luar biasa.

TATO atau parung atau betik tidak hanya dilakukan bagi kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan. Untuk laki-laki, tato bisa dibuat di bagian mana pun pada tubuhnya, sedangkan pada perempuan biasanya hanya pada kaki dan tangan.

Jika pada laki-laki pemberian tato dikaitkan dengan penghargaan atau penghormatan, pada perempuan pembuatan tato lebih bermotif religius.

Pada subsuku tertentu, pembuatan tato juga terkait dengan harga diri perempuan, sehingga dikenal istilah tedak kayaan, yang berarti perempuan tak bertato dianggap lebih rendah derajatnya dibanding dengan yang bertato. Meski demikian, pandangan seperti ini hanya berlaku di sebagian kecil subsuku Dayak.

Pada suku Dayak Kayan, ada tiga macam tato yang biasanya di sandang perempuan, antara lain tedak kassa, yakni meliputi seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu, tato yang dibuat pada seluruh tangan dan tedak hapii pada seluruh paha.

Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai pada umur 16 tahun atau setelah haid pertama. Untuk pembuatan tato bagi perempuan, dilakukan dengan upacara adat di sebuah rumah khusus. Selama pembuatan tato, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi wanita yang sedang ditato maupun keluarganya.

Motif tato bagi perempuan lebih terbatas seperti gambar paku hitam yang berada di sekitar ruas jari disebut song irang atau tunas bambu. Adapun yang melintang di belakang buku jari disebut ikor. Tato di pergelangan tangan bergambar wajah macan disebut silong lejau.

Ada pula tato yang dibuat di bagian paha. Bagi perempuan Dayak memiliki tato di bagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bagian bawah betis.

Motif tato di bagian paha biasanya juga menyerupai silong lejau. Perbedaannya dengan tato di tangan, ada garis melintang pada betis yang dinamakan nang klinge.

Tato sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga tato di bagian lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato di badan. Tato yang dibuat di atas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi-jadian atau disebut tuang buvong asu.

Baik tato pada lelaki maupun perempuan, secara tradisional dibuat menggunakan duri buah jeruk yang panjang dan lambat-laun kemudian menggunakan beberapa buah jarum sekaligus. Yang tidak berubah adalah bahan pembuatan tato yang biasanya menggunakan jelaga dari periuk yang berwarna hitam.

windhy setyahadi roll on: Dunia Tanpa Diskriminasi dan Rasisme

windhy setyahadi roll on: Dunia Tanpa Diskriminasi dan Rasisme

Dunia Tanpa Diskriminasi dan Rasisme



Fakta menununjukkan diskriminasi dan rasis memang masih terjadi dimana-mana.Walaupun slogan anti rasis dikumandangkan, tapi dalam bawah sadar pikiran manusia masih terbelenggu pada pandangan rasis ini.

Untuk bisa bebas dari prilaku diskriminasi dan rasis orang perlu dapat pencerahan dulu. Pencerahan ini memang sangat sukar sekali untuk orang yang berpendidikan tinggi sekalipun. Karena pencerahan tidak bisa hanya diperoleh dengan membaca atau mendengar dari pengalaman orang lain, tapi harus dengan pengalaman diri sendiri. Ini sangat sulit sekali. Biasanya juga terjadi pergolakan batin dulu sebelum memperoleh kesadaran atu pencerahan itu. Karena proses mendapatkannya yang sulit inilah yang menyebabkan hanya segelintir orang yang memperoleh pencerahan untuk tidak berbuat rasis dan diskriminasi.

Rasis / Rasialisme bertentangan dengan akal Sehat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata :

Rasis : 1. berdasarkan (bersifat), ciri-ciri fisik, suku bangsa, bangsa dsb(spt, warna kulit, rambut dll.) 2. berdasarkan ras tertentu.

Rasialisme :

  1. Prasangka berdasarkan keturunan bangsa, perlakuan yang berat sebelah thd (suku) bangsa yang berbeda-beda).
  2. Paham bahwa ras diri sendiri yang paling unggul

Bisakah diterima dengan akal sehat, hal-hal berikut?

- mengukur keunggulan prestasi, kemampuan diukur dengan warna kulit, bentuk hidung, bentuk rambut, lubang hidung ????, lubang kuping????, bentuk mata?

- Benarkah orang yang hidungnya mancung lebih unggul dari yang pesek??

- Benarkah orang yang matanya sipit lebih unggul dari yang matanya lebar??

- Benarkah orang yang lubang hidungnya gede lebih unggul dari yang kubangnya sempit???????????........???

Tentu kita tahu jawabanya kan ..?itulah rasialisme. Sangat bertentangan dengan akal sehat, namun anehnya terus terjadi dari jaman dulu hingga sekarang. Dari jaman Hitler Nazi sampai sekarang jamannya Yahudi Israel yang merasa lebih unggul dari bangsa lain. Sehingga menimbulkan prilaku yang luar biasa congkaknya….

Walaupun bertentangan dengan akal sehat, tapi terus terjadi. Itulah salah satu kebodohan manusia, padahal kemuliaan manusia terwujud salah satunya dengan menjunjung tinggi akal sehat.

Sebuah Shock Therapy

Coba kita berimajinasi begini : kita tanya kepada bapak/Ibu kita , kita keturunan siapa dan berasal dari mana? Kemudian bapak /ibu kita suruh nanya kepada kakek/nenek kita, dengan pertanyaan yang sama. Kemudian kakek/nenek kita suruh nanya kepada bapak ibunya dengan pertanyaan yang sama..?dan seterusnya…niscaya semua dari kita akan mengerucut pada satu arah sumber yang sama…. ?....? …?

Linda O Riordan dalam bukunyaThe Art of Sufi Healing” mengatakan :

“Kita semua manusia adalah seperti hologram yang dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil, yang masing-masing kepingan mengandung pola keseluruhan hologram. Maksudnya masing-masing elemen holografis memantulkan semua elemen lain dalam pola itu. Kita melihat prinsip-prinsip holografis ini dihadirkan dalam penciptaan bentuk fisik, karena setiap sel berisi keseluruhan cetak biru genetikuntuk replikasi struktur selular. Genetic DNA mengandung pengetahuan tentang pola kompleksitas triyunan sel yang membangun dan memberi bentuk pada tubuh kita”. Dan DNA semua bangsa adalah mirip.

Pada sebuah acara “naked science” di sebuah stasiun TV pernah dibahas, ternyata setelah diselidiki dan diuji sample-sample DNA dari semua suku bangsa yang ada di dunia, terdapat kemiripan dan mengerucut pada DNA sebuah suku bangsa terisolasi di Afrika. Nama suku bangsa itu adalah Suku SAN. Suku ini mempunyai sifat dan ciri-ciri yang unik, yang kalau diperhatikan merupakan asal muasal atau sumber dari ciri-ciri semua suku bangsa yang ada di dunia sekarang. Ciri-ciri itu adalah :

- tulang pipi menonjol ( ciri bangsa Mongolia )

- rambut keriting (ciri bangsa Afrika)

- warna kulit hitam (ciri bangsa Afrika)

- mata sipit (ciri bangsa Jepang, cina)

suku bangsa ini adalah suku yang terisolir, sehingga belum terjadi assimilasi atau pengaruh dari luar. Sehingga DNA nya masih Original dari dulu hingga sekarang. Ini merupakan nenek moyang semua suku bangsa yang ada sekarang.

Akhir kata, ditinjau dari segi Ilmiah maupun dari sudut pandang agama kita berasal dari sumber yang sama. Jadi, masihkah kita bersikap RASIS ?

JAWABAN KOMENTAR MEDIA, TEMAN ATW LAWAN

Cuma mau tanya... esensinya apa sih SHAM itu? masih gak dapet tuh... eksklusifitas? bukannya skinhead tidak menolak hal2 yang berbau profit ya? Lalu SHAM sendiri lahir bukannya lebih pada pelurusan persepsi atas skinheads vs boneheads? budaya scooter bukannya sudah ada dari dulu ya sejak scooter itu diluncurkan? nah yg mau ditanyakan mana nih yg merugikan? Cocksparrer pun itu sebuah band besar, wajar juga bila orang dapat menggunakannya...
Mengenai terjemahan dari bukunya GM, kenapa kalian tidak keluarkan terjemahan yg cukup baik agar esensinya sampai?
BringSebenarnya saya tidak perduli amat ttg SHAM or tidak SHAM, cuma esensinya cukup lucu aja buat ditanyakan, saya tinggal di Australia mulai BLITZ, CS, The OPPRESSED, bahkan SPECIALS, MADNESS dan SYMARIP sering single2nya digunakan oleh media mainstream, dan tidak ada yg mempermasalahkan, lalu mengenai boneheads dan sharpies ataupun skinheads, ya di counter aja melalui media mainstream juga... karena bila skinheads sendiri anti terhadap media yang dikenal oleh orang banyak... bagaimana mereka bisa paham bila media yg kalian keluarkan (tidak mainstream) tidak sampai pada mereka (orang banyak) dan akhirnya bagi saya yang menang adalah rasisme, boneheads, sharpies dan kawan2 busuknya yang berkeliaran dalam media mainstream tersebut... bring back our culture saya sepaham tapi dalam bentuk yang bagaimana? EKSKLUSIFITAS SKINHEADS? AH TOKAILAH BUAT SAYA...
Kalau jadinya SHAM hanya alat untuk menyerang scene lain atau orang yang mempunyai perbedaan cara pandang... ah apa bedanya itu dengan adanya SKINHEADS, BONEHEADS, SHARPIES...
PROFIT SAH SAJA BUAT SAYA... KARENA SEPERTI KALIAN BILANG... SAYA BEKERJA KARENA SAYA PINTAR (MAU UNTUK BEKERJA DAN TIDAK MENJADI PARASIT ATAS 250 juta lebih RAKYAT INDONESIA...)
thx untuk menggelitik otak saya dengan apa yang kalian yakini... jalani terus, pelajari, dan dapatkan esensi atas apa yg kalian percayai, dan bersikaplah seperti skinhead sesungguhnya... (jangan main belakang, hadapi langsung saja...)

THX MATE, CHEERS!!!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Jawaban gw gag perlu panjang lebar..

Yg dirugikan:
1. ATITTUDE nya gag ada (kalo masih blom ngerti esensi juga yah pa boleh buat??)
2. KOMUNITAS, mencari profit di komunitas tanpa memberikan sesuatu terhadap komunitas?? (jual beli budaya?? Salah satu profit?? Hahaha menggelikan sekali??)

anti rasis / anti fasis?? Di indonesia bagian mana yang masih ada rasis dan fasis?? (boneheads?? Sharps?? Skinheads??) gimana dengan Nasionalis?? Patriotis?? Agamais?? Komunis?? Atheis?? Terhadap skinheads?? Jawabannya TAI!!


Bring back our culture dalam bentuk apa?? MEDIA SENDIRI ! yang tentunya tidak mencari keuntungan dalam komunitasnya…so siapa kah yang meng EKSKLUSIF kan diri??? Gw rasa dah tau jawabannya!

kalian mau peduli ataw gag BODO AMAT!! Gw juga gag peduli dengan keperdulian kalian, cuman menjadi kasian terhadap apa yang kalian juangkan kalo hanya melihat substansi subjektif dibilang objektif..hahahahahahaha...

kalo blum mendapatkan newsletter ataw kajian dan majalah dari kami seperti:
SKINHEAD SEBUAH JALAN HIDUP, HAIRLESS ZINE, NEWSLETTER dan MANIFESTO SHAM…..(SILAHKAN BIKIN SENDIRI !!)

Cheers
qq



Monday, February 11, 2008

MEDIA, TEMAN ATAU LAWAN

Ketika kita berbicara media dan kaitannya dengan budaya Skinhead, tentunya yang kami maksud adalah media Mainstream seperti TV, Radio dan Surat Kabar, jadi bukan media dalam pengartian lain yang lebih luas seperti Band, Internet, Newsletter, Fanzine dan lainnya. Sangat banyak alasan kenapa kami menolak media Mainstream, tapi di tulisan ini kami akan mencoba menjelaskannya dari aspek sejarah budaya Skinhead itu sendiri dan kaitan serta implementasinya dengan budaya Skinhead yang kini terus berkembang di Tanah Air. Budaya Skinhead sudah eksis dan mendunia selama hampir 40 tahun lamanya dan selama itu budaya ini tidak pernah sekalipun akur dengan media. Tak diragukan lagi budaya ini adalah budaya yang paling menderita dan menjadi bulan-bulanan media. Media telah dengan sukses sekali membunuh karakter budaya Skinhead, mereka dengan kekuatannya telah berhasil menggambarkan Skinhead sebagai sekelompok manusia tak berotak pendukung Rasisme, Fasisme dan pelaku kekerasan yang hampir-hampir tidak mempunyai rasa perikemanusiaan. Telah banyak usaha yang dilakukan oleh orang-orang di dalam budaya Skinhead seperti George Marshall dengan buku-bukunya dan film World Of Skinheadnya untuk membenarkan apa yang salah dari sudut pandang media namun kami berani mengatakan di sini bahwa usaha mereka tidaklah terlalu berhasil. Itu semua terjadi karena media lebih kuat dari mereka, media punya kekuatan dan uang serta jaringan yang dapat membentuk opini publik dan mereka sangat berhasil membentuk opini publik tersebut.

Sudah menjadi sifat dan karakteristik media bahwa mereka hanya akan memberitakan hal-hal yang bersifat sensasional, bahkan jika suatu hal tidaklah sensasional maka mereka akan membuat dan merekayasanya sehingga hal tersebut menjadi sensasional dan punya daya jual. Hal tersebut sebenarnya sangatlah wajar karena pada dasarnya media adalah pedagang informasi yang tentu saja hanya akan menjual barang atau info yang laku di pasaran; jadi jangan pernah percaya dengan pemberitaan berimbang, yang ada hanyalah perdagangan dengan segala intrik-intriknya. Media tidak akan pernah paham atau bahkan setidaknya berusaha paham tentang budaya Skinhead, mereka selalu salah dalam memilih nara sumber dan seandainya mereka benar dalam memilih nara sumber sekalipun mereka pasti tidak berhasil dengan baik mengolahnya, yang mereka buat selalu tentang oplah ataupun ratingnya.

Hanya 3 hal yang menarik dari kebudayaan Skinhead bagi media karena 3 hal ini lah yang mereka pandang punya nilai ekonomi. Ke 3 hal tersebut adalah Musik, Fashion dan Violence/ tindak kekerasan. Tindak kekerasan yang dilakukan oleh Skinhead tidaklah eksis di Indonesia, kalaupun ada sifatnya sangatlah sporadis, tidaklah masif seperti di Eropa dan di Amerika. Sedangkan Musik dan Fashion sangatlah eksis di Tanah Air. Kedua hal inilah yang akan mereka ekspos habis-habisan karena di Indonesia Skinhead dengan segala musik dan fashionnya adalah hal baru dan setiap hal baru di negara ini pastilah akan menjadi trendy. Lalu apa sih jeleknya jika Skinhead menjadi Trendy? Tentu jelek sekali !! Karena budaya ini akan menjadi sangat murahan, akan terjadi instanisasi besar-besaran karena siapapun yang bisa membeli fashion Skinhead dengan gampangnya mengklaim diri sebagai Skinhead tanpa harus mempelajari sejarah dan esensi budaya ini sesungguhnya dan pada akhirnya budaya yang kita pelajari dan jalani mati-matian ini akan benar-benar kehilangan Esensinya, layaknya yang terjadi pada beberapa "budaya import" lain yang masuk kesini. Singkatnya kita tak mau Skinhead menjadi the Trend After Emo atau Reggaenya Bob Marley.

Hampir 2 tahun belakangan ketertsrikan media dan "orang-orang awam" terhadap budaya Skinhead dan budaya lain yang terkait hubungannya dengan budaya ini terus meningkat. Mulai dari di terbitkannya terjemahan dari Skinhead Nationnya George Marshall dalam bentuk buku "Kaum Skinhead" yang sanagt NGACO…, pemutaran dan pembahasan film Quadrophenia di UI, sampai dengan merebaknya budaya Scooter dengan segasla embel-embelnya akhir-akhir ini. Bahkan lagu Cock Sparrer pun di putar sebagai backsound acara gosip !!! Edankan ?? Karena itulah kenapa kami mengambil sikap Anti dan Menolak media mainstream dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun kami tidak akan berkolaborasi dengan mereka !! Media tidak diragukan lagi karena kami sudah anggap sebagai Musuh Terbesar kami, begitu pula dengan antek-anteknya. Kami tidak percaya dengan pandangan bahwa kita bisa bekerja sama dengan memanfaatkan media, sedikitpun kami tidak percaya akan hal itu !!! Dan bagi siapapun yang percaya akan hal itu bukalah literatur-literatur tentang budaya Skinhead…, pelajarilah…, karena kalian perlu segera di sadarkan !! Lalu bagi siapapun Skinhead yang tidak mau ikut campur dalam masalah ini, waktulah yang akan menjawab dan mematahkan sikap kalian…, suatu hari kalian akan sadar dan tahu siapa yang benar…!!! Dan hari itu mungkina adalah hari dimana kalian menonton tayangan berjudul "GENERASI SKINHEAD" di RCTI..!!! Sayangnya ketika kalian sadar, sepertinya semua itu telah terlambat karena segera setelah itu budaya yang dengan bangganya kalian sebut sebagai Jalan Hidup, sudah kehilangan Esensinya dan semakin menjadi ejekan oleh budaya lainnya di scene. Jadi tentukan sikap sekarang apakah media itu Teman atau Musuh Kalian…!!!

TOLAK MEDIA MAINSTREAM !!!

Banyak alasan mengapa kita yang selama ini berada dan berjalan dalam scene ini sepatutnya menolak media, selain pemberitaan-pemberitaan yang kerap menyimpang, informasi-informasi yang mereka dapatkan banyak yang berupa potongan-potongan informasi yang perlu ditelaah lagi validitasnya. Hal ini tentu saja merugikan pihak-pihak yang menjadi sumber pemberitaan, karna kerap kali memicu anggapan-anggapan yang salah dan mengkontroversikan keadaan hingga terjadilah kesalah pahaman dalam berbagai pihak. Sudah terlalu banyak contoh kasus yang terjadi selama ini. Contoh saja pemberitaan-pemberitaan mengenai budaya punks di Indonesia, selain menampilkan nara sumber yang tidak jelas dalam ke-existensian mereka, juga masalah-masalah opini yang mereka berikan kepada public. Hal ini sangatlah merugikan banyak punks itu sendiri di dalamnya, selain opini public yang salah telah terbentuk luas, juga adanya kesalah pahaman di seluruh komunitas punks di Indonesia.

Sebenarnya, dalam konteks komunitas skinheads sendiri di sini, kita telah memiliki step-step konsep alternative yang dapat kita gunakan dalam membendung invasi media mainstream ke dalam kultur kita. Kita memiliki zine-zine sendiri yang mungkin tidak terlihat aktif disini (dalm berbagai sudut pandang,maka dapat disimpulkan bahwa situasi tersebut dikarnakan kurangnya komunikasi yang menyebabkan kurangnya kemerataan informasi yang berkembang…atau masih banyak pribadi-pribadi yang enggan untuk maju dan mengerahkan pengetahuan dan pandangan mereka dalam bentuk tulisan ataupun hal yang lain) lalu kita telah memiliki banyak record-record yang berkembang disini, yang menimbulkan ratusan jaringan-jaringan kolektif dan distribusi dan lain-lain hal-hal kecil yang ternyata sangat ampuh dalam membendung invasi media mainstream di kultur kita ini. Lalu kenapa kita harus berkorporasi dengan mereka-mereka yang jelas-jelas hanya akan mengeruk keuntungan dari kita dengan meningkatnya exemplar-exemplar mereka dengan pemberitaan menarik tentang skinheads? Kenapa kita harus berkorporasi untuk mereka yang telah merusak dan me-melintirkan banyak pakem-pakem skinheads disini? Dengan pembentukan opini public dan propaganda yang salah tentang skinheads di Indonesia? Kenapa kita harus berkorporasi kalau sebenarnya kita telah memiliki segalanya? Atau hanya kemalasan kita saja yang menjadi penyebabnya?

Sebenarnya, Selama ini skinheads di Indonesia telah ter-cover dengan baik dari mata media. Mungkin karna pemahaman masyarakat yang masih awam dengan budaya skinheads itu sendiri ataupun karna secara kuantitas sekalipun kita masih mendapat peringkat di bawah komunitas punks yang telah jauh meng-global di Indonesia bahkan seluruh dunia. Hal itu merupakan satu keuntungan yang amat besar untuk komunitas kita sendiri, selain kita "aman" dari pemberitaan-pemberitaan media mainstream yang salah, kita juga ter-minimalisasikan untuk menjadi suatu "pasar" mereka dalam mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun sejauh ini mulai banyak media yang mendekat, bahkan menawarkan "jasa-jasa" mereka dengan alih-alih peng-globalisasian kultur skinheads itu sendiri saat ini. Mereka tertarik dengan kultur yang menurut mereka banyak memiliki celah kosong antara idealisme skinheads dan kapitalisme..mereka tertarik akan adanya suatu lahan kosong yang mereka pikir belumlah terjamah sampai pada titik ini..mereka menawarkan banyaknya kemudahan dalam pemberitaan bahkan akses-akses menuju pemuasan rasa keingin tahuan para skinheads di sini dalam kulturnya sendiri yang sebenarnya hanyalah suatu tipuan kotor mereka untuk dapat mengeruk keuntungan sebesar-besarnya disini. Pemberitaan-pemberitaan dari media-media itu sendiri amat sangat menarik minat para pemodal-pemodal di luar kultur skinheads itu sendiri. Bisakah kalian bayangkan betapa cepat imbas dari hal-hal tersebut yang telah saya coba uraikan disini??? Sebagai contoh kasus :

1. Fashion : dalam beberapa tahun lalu kita akan jarang sekali mendapatkan fashion-fashion atau product-product "ala" skinheads disini, para pemilik toko-toko baju akan sangat heran jika kita berkujung kesana dan bertanya tentang "Fred perry ataupun Lonsdale" tapi saat ini, banyak tempat yang telah menjual product-product tersebut…hal ini berdampak luas sekali, jauh di luar banyangan kita. Matinya distro-distro kecil yang dikelola para skinheads itu sendiri karna kalah dalam persaingan. Padahal sebenarnya distribusi-distribusi kecil seperti merekalah yang sangat berhak untuk berputar dalam pergulatan fashion di skinheads itu sendiri…karna merekapun skinheads. dan yang terpenting adalah, hilangnya essensi dari rasa pride dalam fashion itu sendiri…saat ini kita tidak lagi dapat terlalu "pride memakai product-product tersebut karna segalanya telah massive beredar disini. Lalu tentang propaganda-propaganda dalam fashion yang salah besar seperti yang telah terjadi belakangan ini…fashion para mods yang telah salah dan salah dalam setiap pengartian dan pengaplikasiannya disini…Contoh : saat ini telah terjadi dogmatisasi komplek dalam logo mod situ sendiri. Setiap pengendara scooter wajib mangenakan logo sialan berwarna biru, putih dan merah di scooter mereka. Ingat satu hal, setiap mods wajib berscooter, tetapi setiap pengendara scooters bukanlah mods! …hal ini tentu saja sangat lah mengesalkan banyak pihak, meskipun saat ini mungkin mods sudah padam sejarahnya, tetapi dalam grass roots yang telah tersuratkan bahwa skinheads itu berasal dari mods pun menjadi marah. Ketidak terimaan mereka dalam pemberlakuan dan kesalah artian terhadap mods pun makin menjadi-jadi karna saat ini kita telah kehilangan essensi dari mods tersebut. sekarang2 ini bahkan bukan hanya Mods yang mendisplay logo-logo ataupun merchandise lainnya. Kaum awam pun melakukannya! Kenapa saya menolak? kenapa saya merasa kesal? Dikarnakan mereka (kaum awam) tidaklah kita ketahui attitude nya, dan siapa yang menjamin bahwa kelak nanti way of life mereka tidak akan merugikan Mods-Mods itu sendiri??? . Memang tidak ada aturan yang mengharuskan bahwa seseorang itu harus mempelajari dahulu kultur-kulturnya masing-masing sebelum mereka mengadopsi fashion ataupun product-product tersebut, tetapi akan sangat cermat dan manusia sekali jika kita tahu apa yang kita lakukan…jika kita tahu apa yang akan kita makan dan bukan menelan mentah-mentah yang hanya akan menyebabkan kita muntah-muntah!

BACA dan JANGAN JADI YANG TERBELAKANG...

So Whats next..? puluhan tahun
skinheads telah menjanjikan sesuatu…a
way of life? Dan banyaklah diantaranya
yang datang dan pergi. Lalu apa yang
pasti terjadi? Bands..bands..dan
bands..dengan fanzine-fanzine
mereka,dengan pemikiran-pemikiran yang
malang melintang. Ribuan anak-anak muda
telah mengusungnya ke jalan-jalan,
dengan emblem-emblem slogan yang
tertempel erat di jaket-jaket
mereka,menceritakan sejarah-sejarah
yang pernah melintas dalam kehidupan
mereka…69's george marshall datang
dengan pride and proudnya, tentang
sesuatu yang selama ini mereka ingin
dapatkan dalam sekelebat kehidupan
mereka. Lalu sekarang berakhir dengan
cerita usang tentang peride and proud
mereka..crucified tentang apa? Aksi
hari ini terhadap dirimu yang tak
pernah terselesaikan? Semua menjadi tua
kusut dan kosong seperti kehidupanmu.
Produk dan produk tumpang tindih
mengisi sekujur tubuhmu yang telah
terlalu lemah untuk mengusung semuanya,
perlahan tapi pasti, kehilangan arah
dan pemikiran-pemikiran kesempurnaan
seorang skinheads yang sejak lama telah
tertanam dalam vena nadimu sejak kau
mulai mengenalnya. Lagi dan lagi
kekosongan kembali mengisi segalanya,
resistensi yang datang dan pergi dengan
beribu alasan...kematian otak yang
cepat dan terimunisasi jutaan gelombang
kemajuan jaman dan pengetahuan yang
kian menjemukan…tersita pemikiran untuk
mendapatkan hari esok yang lebih baik,
masa depan yang lebih mulia dan
terperosok dalam jurang-jurang
mematikan komsumtif tanpa keseimbangan
aksi dalam kehidupanmu..kematian dalam
scene…! "Dalam beberapa dekade ini
skinheads di Indonesia telah mengalami
banyak perkembangan pesat. maraknya
penggunaan internet dan media-media
lain semakin mempermudah skinhead-
skinhead di Indonesia dalam memperoleh
informasi terkini dari seluruh penjuru
dunia. tidak bisa dipungkiri lagi,
pengadopsian sub-kultur skinheads atau
yang telah menjadi counter-culture pada
saat ini telah banyak bergeser menjadi
sesuatu yang baru, sebuah kultur yang
bernama Skinheads Indonesia dengan
banyak percampuran antara sub-kultur
dan budaya indonesia. Bahkan pada masa-
masa awal skinheads di indonesia,
skinheads-skinheads pejaten jakarta
pernah mengikrarkan SHARP . atau bahkan
pada tahun 2000an, dimana skinheads-
skinheads bandung pernah memboomingkan
RASH di sana maka sampai saat ini hanya
musik, fashion dan gaya hidup "ala"
skinheads indonesia yang berkembang
pesat disini, regenerasi telah sukses
dilakukan, skinheads ada dimana-mana
diseluruh penjuru Indonesia.Tentu saja
ini merupakan suatu hal yang
membanggakan bagi kita semua, dengan
semua jerih payah kita dalam
mempertahankan ke-existensian kita di
scene ini. tetapi sudahkah pola
pemikiran kita ikut berkembang seiring
dengan banyaknya progress yang telah
kita raih saat ini? lewat lyric dan
lagu mereka bercerita tentang ketidak
adilan, hidup yang semakin sulit dan
attitude yang boleh dikatakan
tangguh..tetapi benarkah dalam
keseharian dan pola hidup mereka tidak
ada suatu kemunafikan besar disitu???
Di Indonesia, banyak pendapat yang
mengatakan bahwa skinheads adalah suatu
bentuk "aman" dari banyaknya pola sub-
kultur ataupun counter kultur yang
banyak digemari oleh para remaja di
indonesia saat ini. lewat dandanan
mereka yang cenderung "aman" dan pasti
akan disukai oleh orang tua mereka
dirumah. akibatnya banyak terjadi
krisis identitas disini.disini kita
akan mencoba melihat pemahaman diri
kita sendiri sebagai seorang skinheads
melalui proses-proses yang terjadi
ketika kita menjalani apa yang telah
kita dapatkan dan ppahami dari
skinheads itu sendiri..saat ini budaya
instant telah banyak
membuat "regenerasi" kita atau bahkan
orang-orang lama dalam komunitas
skinheads sendiri hanya menjadi seorang
pecundang dalam kulturnya
sendiri..terjebak dalam
pemahaman "Pride&Proud" yang salah dan
gencarnya pola hidup konsumtif
berlebihan menjadi proses dari awal
mulanya "Perang kelas" didalam kultur
skinheads itu sendiri di indonesia
Kenyataan itu sendiri makin diperburuk
dengan adanya suatu kepahaman yang
menyatakan bahwa skinheads itu tidak
berpolitik. sungguh suatu era yang amat
kelam mengingat bahwa skinheads adalah
seseorang yang Clean, Smart and Tough.
seorang skinheads pada dasarnya adalah
seseorang yang sangat politikal sekali,
politikal disini dijabarkan sebagai
taktik atau cara hidup seorang
skinheads dalam dunia nyata. ya,
politik hidup, bukan politik
kepentingan ataupun kebencian. Roddy
Moreno pernah dengan jelas mengatakan "
Skinheads is a Working Class Protest"
yang dapat digambarkan bahwa skinheads
itu adalah seseorang yang pintar dalam
menjalani dan mensiasati kehidupan
mereka yang tidak pernah berpihak
kepada mereka yang hidup dalam tatanan
masyarakat kelas pekerja. Tidak bisa
dipungkiri bahwa skinheads adalah
budaya kelas bawah atau kelas pekerja
yang hanya akan dapat dipahami dan
dijalani dengan benar olah orang-orang
yang memang berasal dari kelas
tersebut. bahkan seorang "Gary Bushell"
sendiri mengakui bahwa dia yang berasal
dari kelas menengah/atas! tidak pernah
merasa mendapatkan suatu attitude yang
sempurna dari mereka (Skinheads-
Skinheads) yang memang jelas-jelas
berasal dari kelas menengah ke atas,
(walaupun di indonesia sendiri
khususnya jakarta kita tidak bisa
terlepas daripada peranan-peranan
penting mereka2 yang berasal dari
ekonomi yang mapan, masuknya media2
yang saat itu hanya bisa dibeli oleh
mereka yang mempunyai kondisi keuangan
lebih, cd-cd dan banyak lagi mode-mode
fashion…) lalu bisakah mereka yang
berasal dari kelas-kelas menengah atas
tersebut menjalani skinheads dengan
sebaik-baiknya? BISA!!! Dengan bentuk
solidaritas dan keyakinan yang sama
mereka pun bisa memiliki hal-hal yang
disebutkan diatas, the right attitude,
smart and tough! tidak seperti mereka
yang berasal dari kelas bawah/kelas
pekerja (membuat mereka dapat dengan
mudahnya mencerna apa skinheads itu
sendiri) persamaan nasib, standar
tingkat pendidikan, masalah-masalah
perekonomian yang sama hingga kedekatan
mereka dengan kehidupan jalanan telah
membuat para skinheads-skinheads kelas
pekerja menjadi suatu Gang yang kuat.
di indonesia sendiri tanpa disadari
perbedaan kelas-kelas tersebut telah
semakin lama meruncing akibat dari
kurangnya "proses" pemahaman itu
sendiri. disini kita selalu melihat apa
yang dinamakan "PROSES" ,dan
bukanlah "HASIL" !!! memang sangat
mudah untuk menjadi seorang skinheads
disini,memakai boots&braces, Crop
hair,levis jeans dan lain-lain akan
menjadikan seseorang ter-image kan
sebagai seorang skinheads.tetapi
attitude-attitude seorang skinheads
sejati yang berasal dari hati dan
kepala tidak pernah akan pernah
dapatkan bila mereka sendiri berasal
dari kelas menengah dan memiliki
kondisi sosial lingkungan yang dari
kelas mereka sendiri. Skinheads adalah
suatu hal yang amat sangat serius,
menjadi seorang skinheads tidaklah
mudah (tentunya yang dimaksud adalah
the right attitude ) ,ini terlihat dari
banyaknya orang-orang yang telah silih
berganti datang dan pergi dalam
komunitas skinheads itu sendiri di
indonesia, 'gang-gang yang bertahan
biasanya adalah gang-gang dengan
pemahaman kuat yang memang telah
menjalani proses menjadi seorang
skinheads itu sendiri dan kebanyakan
memang mereka yang hanya berasal dari
golongan kelas-kelas pekerja. kerasnya
pola hidup dan lingkungan mereka telah
membangun "Warriors Code" mereka dengan
kuat dan juga menjadikan mereka sebagai
seseorang yang provokatif dan seorang
ahli politik "jalanan". pride and proud
yang mereka kenali ialah perasaan pride
and proud dengan menjadi seorang
skinheads dengan pemikiran-pemikiran
seorang skinheads dan tingkah laku / a
way of life skinheads itu sendiri dan
menyebabkan mereka amat sangat
protektif didalam komunitas mereka dan
loyalitas yang tinggi terhadap
komunitas dan sesama skinheads
lainnya., bukan sekedar perasaan pride
and proud seorang skinheads yang telah
mengenakan "bens-sherman,Doc.mart atau
hal-hal fashion lainnya yang hanya akan
menimbulkan rasa iri, acuan-acuan
persaingan dan meruncingkan kesenjangan
sosial satu sama lain. sangat
ditekankan bahwa tidak ada larangan
untuk tetap mengikuti fashion-fashion
tersebut, hanya saja bila di iringi
dengan attitude yang bagus dan selama
tidak berlebihan juga tetap menjunjung
tinggi "Warriors Code" seorang
skinheads itu sendiri. meskipun tidak
bisa dipungkiri bahwa kultur ini masuk
ke Indonesia melalui Fashion dan Musik
terlebih dahulu. Tetapi, tidaklah benar
jika kita harus selalu menjadi seorang
yang "tersalib" dalam hal
konsumtif..beberapa contoh dapat kita
tela'ah terlebih dahulu, kenapa
ada "MODS", "HARDMODS", dan pada
akhirnya terlahir kultur SKINHEADS???
Tidaklah lebih daripada terciptanya
perang kelas di ere-era 67-69. Kaum-
kaum atas bertahan dengan mods dan
attitude konsumtif mereka, sedangkan
mereka yang berasal dari kelas-kelas
bawah bertransformasi menjadi hardmods
dan untuk kemudian menjadi skinheads di
era-era berikutnya (uraian lebih lanjut
mengenai transformasi tersebut,
terdapat dalam "skinheads a way of
life" newsletter..)
Jadi pada akhirnya ,sedikit uraian
disini bisa dikatakan bahwa proses yang
dimaksud ialah proses dimana ketika
seorang skinheads telah menjalani apa
yang telah mereka yakini dan mereka
pahami. bukan hanya sekedar teoritis
dan wacana saja. sampai kapan kita akan
terus berbicara teoritis dan historikal
saja mengenai apa itu skinheads, karna
yang jelas skinheads itu untuk dijalani
dan bukan diperdebatkan baik dari kita
maupun ke jenjang akademis lainnya.
bisa dikatakan bahwa inilah saatnya
untuk mengembalikan skinheads-Skinheads
ke jalanan dimana mereka berasal..